Mengurai Penyebab Kemiskinan |
Kemiskinan yang tercatat di Indonesia paling tidak sejumlah 18,5 juta kepala keluarga. Konon jumlah ini meningkat satu juta kepala keluarga dibanding dengan tahun lalu. Apabila kita umpamakan masing-masing keluarga itu beranggotakaan empat orang (dengan dua anak), maka bisa dikatakan jumlah penduduk miskin di Indonesia lebih dari 70 juta jiwa. Ini sungguh jumlah yang fantastis, lebih 25 persen dari penduduk Indonesia. Jumlah tersebut sejajar dengan penduduk Iran.
Kemungkinan bisik-bisik orang yang mengatakan jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 100 juta jiwa, benar. Jika memang demikian kenyataannya, boleh dikatakan Indonesia gagal dalam memperhatikan kesejahteraan penduduk. Pada konteks itu, sungguh menjadi semakin penting bagaimana seorang koruptor itu harus ditangkapi, dirampas kekayaannya, dan dihukum seberat-beratnya. Mereka seolah tidak mempunyai perasaan dengan angka-angka kemiskinan tersebut.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kemiskinan. Faktor geografis merupakan salah satunya. Tetapi, dalam konteks negara, faktor ini sangat tidak masuk akal kalau dikaitkan dengan kemiskinan di Indonesia. Telah dari sekolah dasar kita diajari bahwa posisi geografis Indonesia luar bisa bagusnya karena berada di antara dua benua Asia dan Australia serta dua samudra, pasifik dan Hindia. Kalau mau dimanfaatkan dengan baik, seharusnya kita dapat banyak peluang menarik persinggahan lalu lintas luar negeri. Kemiskinan juga disebabkan oleh sumber daya alam. Dalam hal ini lagi-lagi tidak masuk akal. Indonesia terlalu kaya apabila dibandingkan dengan negara-negara lain. Kita mempunyai sumber alam, kekayaan laut, hutan, jumlah penduduk, danau, gunung apai dan sebagainya. Ini adalah sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh negara lain. Kemiskinan juga disebabkan oleh sumber daya manusia. Kalau kita melihat sumber daya manusia, jumlah 225 juta jiwa jelas bukan jumlah yang kecil. Sumber daya manusia yang melimpah memang mempunyai dua masalah, yakni akan menjadi sumber daya pemikir dan menjadi masalah kalau tidak mampu dikelola dengan baik.
Barangkali letak masalahnya ada pada kemampuan kita mengelola sumber daya manusia ini. Kita memang mempunyai sumber daya manusia yang banyak akan tetapi mengelolanya tidak terlalu mampu. Bayangkan misalnya, banyak orang Indonesia yang pintar di luar negeri karena negara itu mampu mengontrak dan memberikan penghasilan yang lebih layak. Kita tidak mampu demikian. Banyaknya terjadi kerusuhan juga memperlihatkan bagaimana sulitnya kita mengelola orang. Inilah salah satu kenyataan bahwa kemiskinan yang terjadi di Indonesia, disebabkan oleh kekurangmampuan kita mengelola sumber daya manusia kita sendiri.
Lantas dari mana harus memulainya? Sektor pendidikan! Tidak bisa lain, inilah sektor yang mampu memberikan pencerahan, pencerdasan, kesadaran, pengertian, disiplin, yang merupakan beberapa kondisi yang amat diperlukan untuk memajukan sebuah peradaban. Pendidikan jelas tidak hanya dilakukan di lembaga pendidikan tetapi juga di masyarakat dan keluarga. Apabila sektor-sektor tersebut tidak mampu memberikan sumbangan, sudah jelas kita tidak memiliki pemahaman bagimana mengelola negara secara lebih baik. Dengan demikian, janganlah main-main dengan sektor pendidikan kita. Kita harus berbenah demi memperbaiki masalah yang paling mendasar ini.
Perlu juga kita tekankan, kemiskinan juga disebabkan oleh struktur dan budaya. Jika kebudayaan kita terlalu boros, tidak pernah mengenal cara-cara berfikir praktis dan terlalu berorientasi ke masa lalu, hanya tinggal menunggu waktu saja masyarakat menjadi miskin. Jadi, haruslah berani melakukan introspeksi terhadap kultur seperti ini.
|
Rabu, 13 Juni 2012
Diposting oleh
MELISA ROSALIA
at 01.28
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar